Pengusaha
Sukanto Tanoto dikenal memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Hal itu
ditularkannya kepada keluarganya. Salah seorang puterinya, Belinda Tanoto,
masuk ke dalam daftar 25 filantropis paling berpengaruh di ASEAN.
Sukanto
Tanoto adalah pendiri sekaligus Chairman
Royal Golden Eagle (RGE). Perusahaannya itu merupakan korporasi skala
internasional yang bergelut dalam bidang pemanfaatan sumber daya.
Berdiri
sejak 1973 dengan nama Raja Garuda Mas, RGE berhasil dibawa oleh Sukanto Tanoto hingga berkembang pesat.
Mereka memiliki anak-anak perusahaan yang berkecimpung di berbagai bidang
industri berbeda, mulai dari kelapa sawit, pulp dan kertas, serat viscose, selulosa spesial, hingga
pengembangan energi.
Asetnya
kini sudah mencapai 18 miliar dolar Amerika Serikat. Namun, lebih penting dari
itu, RGE mampu membuka lapangan kerja untuk sekitar 60 ribu karyawan. Mereka
tersebar di Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Tiongkok, Brasil, serta
Kanada.
Akan
tetapi, di tengah kesibukannya dalam mengelola perusahaan, Sukanto Tanoto masih
meluangkan waktu untuk berbagai kegiatan sosial. Ia melakukannya melalui Tanoto
Foundation yang didirikannya bersama sang istri, Tinah Bingei Tanoto.
Yayasan
sosial ini mereka rintis sejak 1981 dan resmi berdiri pada 2001. Awalnya hanya
pembangunan sekolah untuk para karyawan perusahaannya di kawasan Besitang,
Sumatra Utara. Namun, dalam perkembangannya, Tanoto Foundation, melakukan
berbagai kegiatan terkait pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan
kualitas hidup.
Sukanto Tanoto menjadikan Tanoto Foundation
sebagai sarana untuk mewujudkan mimpi yang belum menjadi kenyataan, yaitu menghapus
kemiskinan di Indonesia.
Semangat
itu ditularkan Sukanto Tanoto ke keluarganya. Hal itu pun berdampak besar.
Spirit filantropi berkembang di keluarga. Mulai dari istri hingga anak-anaknya
ikut aktif dalam kegiatan sosial bersama Tanoto Foundation.
Salah
satunya adalah Belinda Tanoto. Ia kini duduk sebagai Anggota Dewan Pembina
Tanoto Foundation. Posisi itu membuatnya sangat intens dalam menjalankan
kegiatan sosial bersama Tanoto Foundation.
Belinda
Tanoto mengaku kepedulian terhadap pihak lain sudah ditanamkan kedua orang
tuanya sejak kecil. Dulu ia dan saudara-saudaranya diajarkan untuk sadar bahwa
ada banyak pihak yang kurang beruntung seperti mereka.
Salah
satu contohnya, ayah dan ibunya biasa mengajaknya merayakan pesta ulang tahun
di panti asuhan. Di sana mereka biasanya membagikan buku dan mainan kepada
anak-anak di penghuni panti asuhan.
“Hal
itu membantu menanamkan rasa syukur yang mendasari kegiatan filantropi kami
saat ini. Kami ingin berbagi kesempatan yang kami miliki dengan orang lain
sehingga mereka dapat mewujudkan potensi mereka secara penuh,” kata Belinda
Tanoto.
Selain
itu, ketika masa libur sekolah tiba, keluarga Sukanto Tanoto tidak bepergian ke
tempat-tempat wisata. Dulu Belinda Tanoto dan saudara-saudaranya malah diajak
ke area pabrik dan perkebunan perusahaan. Di sana mereka biasa berinteraksi
dengan para karyawan hingga warga di sekitarnya. Hal itu semakin menumbuhkan
empati terhadap pihak lain.
Dorongan
seperti itu membuat Belinda Tanoto tumbuh dengan kepedulian sosial yang tinggi.
Ia kemudian melakukan berbagai jenis kegiatan filantropi bersama Tanoto
Foundation.
Secara
khusus, Belinda Tanoto berkiprah dalam pendidikan anak usia dini dengan intens.
Ini dilakukannya setelah Tanoto Foundation merancang kembali sejumlah
kegiatannya pada 2017. Dalam kesempatan itu, mereka menyadari bahwa
pengembangan anak usia dini sangat penting dan dibutuhkan di Indonesia.
Di
Indonesia, masih banyak anak yang mengalami gangguan pertumbuhan. “Pertumbuhan
sembilan juta anak terhambat. Hal ini tidak bisa diterima untuk negara dengan penghasilan
menengah seperti Indonesia. Ini sebuah generasi yang hilang,” ujar Belinda Tanoto.
Melihat
kondisi tersebut, pengembangan anak usia dini semakin menjadi perhatian Tanoto
Foundation. Sebab, sering ditemui fakta bahwa kasus pertumbuhan yang terhambat
terjadi hanya karena pemahaman yang kurang tentang kesehatan anak. Oleh sebab
itu, pendidikan mengenai kesehatan juga disisipkan dalam sejumlah kegiatan
Tanoto Foundation.
MENGEMBANGKAN
RELASI UNTUK AKSI SOSIAL
Belinda Tanoto kemudian menjalin
relasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan pendidikan khususnya
pengembangan anak usia dini. Sadar bahwa Pemerintah Indonesia mulai menaruh
perhatian khusus terhadap sektor tersebut, ia menjalin relasi intens dengan
mereka. Langkah serupa juga dilakukannya dengan filantropis lain.
“Sekarang
adalah saat yang tepat bagi semua orang untuk terlibat,” tutur Belinda Tanoto.
“Kami mencoba melakukan pendekatan yang berbeda. Saat mempunyai model yang baik
untuk sebuah masalah, kami berbagi dengan pemerintah agar bisa ditiru.”
Kerja
sama dengan berbagai pihak amat dibutuhkan. Karena Indonesia sedemikian besar,
mustahil bagi Tanoto Foundation untuk bergerak sendiri dalam pengembangan anak
usia dini. Mereka perlu berkolaborasi dengan yang lain.
Ada
target tinggi yang hendak dicapai oleh Tanoto Foundation dalam pengembangan
anak usia dini. Selama satu dekade ke depan, mereka ingin bisa menjangkau 20
ribu Sekolah Dasar di Indonesia.
Belinda
Tanoto mengambil peran penting dalam upaya pencapaian target tersebut. Ia
melakukan pembentukan strategi, pemantauan, hingga menjalin relasi agar
memperoleh dukungan dari pemangku kepentingan lain dalam pelaksanaannya.
“Memperjelas
peran dan visi semua pihak adalah penting, agar kita dapat mengukur dampak
positif dari program,” ucap Belinda Tanoto.
Saat
ini, kemitraan sudah dianggap sebagai hal krusial. Tanpa itu, dampak berbagai
kegiatan yang dijalankan Tanoto Foundation tidak akan terasa signifikan. Untuk
itulah, Belinda Tanoto mengarahkan untuk menjalin kerja sama dengan sejumlah
sekolah dalam pengembangan anak usia dini.
Kemitraan
dengan sekolah akan membantu pengembangan mutu pendidikan dasar,
mengintensifkan kegiatan pada anak usia dini, serta menggunakan data untuk
meningkatkan dampak secara produktif.
“Ambisi tidak ada artinya jika tidak
dieksekusi dengan benar. “Kita perlu berinvestasi dalam sumber daya manusia dan
memanfaatkan para profesional yang kompeten untuk mendorong visi dan strategi
kita ke depan,” kata Belinda Tanoto.
Wujud nyata dari kemitraan tersebut
salah satunya ialah Program PAUD Tanoto Foundation. Dengan kegiatan tersebut,
Tanoto Foundation ingin meningkatkan kualitas pusat pendidikan anak usia dini,
baik di daerah pedesaan maupun perkotaan.
Adapun lingkup kerja yang dijalankan
cukup komprehensif. Tanoto Foundation menjalankan pelatihan peningkatan
kompetensi guru dan pengasuh. Mereka pun melakukan sertifikasi guru tingkat
nasional. Renovasi fisik taman kanak-kanak dan PAUD juga dilakukan.
Kegiatan tersebut dilakukan di Sumatra
Utara, Riau, dan Jambi. Tanoto Foundation mendukung pendidikan bagi anak-anak
petani kelapa sawit dan anggota masyarakat lainnya di 37 taman kanak-kanak dan
PAUD serta 71 pusat-pusat penitipan anak.
Hingga Desember 2015, Program PAUD
Tanoto Foundation telah mendukung guru untuk mendapatkan sertifikasi tingkat
nasional di 22 PAUD. Mereka juga tercatat melatih 39 guru PAUD, 94 pengasuh
taman kanak-kanak dan taman penitipan anak, serta secara nasional 22 pengasuh
taman kanak-kanak dan taman penitipan anak.
Renovasi fasilitas pendidikan juga
dilaksanakan. Tercatat Tanoto Foundation merenovasi 12 taman penitipan anak di
Pangkalan Kerinci, Riau dan 7 PAUD di Jakarta.
Belinda Tanoto mengambil peran
penting di balik semua kegiatan tersebtut. Tidak mengherankan putri Sukanto
Tanoto ini mendapat predikat sebagai salah satu filantropis paling berpengaruh
di ASEAN.
No comments:
Post a Comment