Latar Belakang PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) - Informasi Pendidikan, Teknologi dan Travelling

Breaking

Friday, August 31, 2018

Latar Belakang PKN (Pendidikan Kewarganegaraan)

A. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia, sejak era sebelum penjajahan,
era kemerdekaan hingga era reformasi sekarang ini, telah menimbulkan
kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan zamannya. Kondisi
tuntutan itu ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan
nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang.
Kesamaan nilai-nilai ini dilandasi oleh jiwa, tekad, dan semangat kebangsaan.
Semua itu tumbuh menjadi kekuatan yang mampu mendorong proses
terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam wadah
nusantara.

Semangat perjuangan bangsa yang tidak kenal menyerah telah terbukti pada
perang Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Semangat perjuangan bangsa tersebut
dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa dan
keikhlasan untuk berkorban. Landasan perjuangan ini menjadi nilai-nilai
perjuangan bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut menjelma berupa semangat
yang menjadi kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap dan
perilaku heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan, kesanggupan, dan
kemauan yang luar biasa. Semangat perjuangan bangsa inilah yang harus
dimiliki oleh setiap warga negara dalam segala zaman, situasi dan kondisi.
Karena nilai-nilai perjuangan bangsa itu selalu relevan dan handal serta efektif
sebagai landasan memecahkan setiap permasalahan dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam perjuangan fi sik merebut,
mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan telah mengalami pasang
surut sesuai dengan dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Semangat perjuangan bangsa telah mengalami penurunan
pada titik yang kritis. Hal ini disebabkan antara lain pengaruh globalisasi.
Era globalisasi ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga-lembaga
kemasyarakatan internasional dan negara-negara maju yang ikut mengatur
percaturan perpolitikan, perekonomian, sosial budaya serta pertahanan,
dan keamanan global. Kondisi ini akan menumbuhkan berbagai konfl ik
kepentingan, baik antara negara maju dan negara berkembang, antara
negara berkembang dan lembaga internasional, maupun antara negara
berkembang. Di samping itu, isu global yang meliputi demokratisasi, HAM,
dan lingkungan hidup turut pula mempengaruhi keadaan nasional.

Globalisasi juga ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi. Hal
ini membuat dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi sebuah kampung
tanpa mengenal batas negara. Kondisi ini menciptakan struktur baru, yaitu
struktur global. Kondisi ini akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta akan mempengaruhi pola
pikir, pola sikap, pola tindakan masyarakat Indonesia. Pada akhirnya, kondisi
tersebut akan mempengaruhi kondisi mental spiritual bangsa Indonesia.

Dengan demikian, globalisasi melahirkan suatu perubahan struktur dan tatanan
kehidupan baru di dunia ini. Perubahan itu terasa begitu cepat, sehingga tatanan
yang ada di dunia ini berubah. Di sisi lain, tatanan yang baru belum terbentuk.
Juga akibatnya, sendi-sendi kehidupan yang selama ini di yakini kebenarannya
menjadi usang. Masyarakat dan pemerintah suatu negara berupaya untuk
menjamin kelangsungan hidup serta kehidupan generasi penerusnya secara
berguna (berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan bermakna (berkaitan
dengan kemampuan kognitif dan psikomotorik). Generasi penerus tersebut
diharapkan akan mampu mengantisipasi hari-hari depan mereka yang selalu
berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara,
dan hubungan internasional.

sumber: Tim Penulis, Pendidikan Kewarganegaraan. — Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009, hlm 8-10

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad