sehingga sekarang ini, berbagai teknik penilaian digunakan untuk melihat bagaimana kemampuan anak dari ketiga ranah tersebut, tetapi berbagai tes penilaian hanya bisa mengetahui sisi kognitif anak, sedangkan sisi afektifnya masih terasa kurang.
untuk itulah penilaian afektif (sikap) ini mulai digunakan untuk terbentuknya karakter anak yang lebih baik.
Panduan Membuat Instrumen Penilaian Sikap |
Apa itu Penilaian Sikap?
penilaian sikap merupakan salah satu cara menilai anak didik dengan cara mengamati sikapnya, ada beberapa objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran :
- bagaimana Sikap siswa terhadap materi pelajaran
- bagaimana Sikap siswa terhadap guru ataupun pengajar
- Sikap siswa terhadap proses pembelajaran
- Sikap siswa berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu berhubungan dengan suatu materi pelajaran
- Sikap-sikap lain yang dimuat dalam tujuan pendidikan, baca juga tentang perencanaan evaluasi : tujuan penilaian
Teknik Penilaian Sikap
- Observasi perilaku siswa, Guru melakukan observasi siswa, cara lain bisa dengan menggunakan instrumen membuat buku catatan harian siswa
- Melalui laporan pribadi, misalnya siswa diminta membuat ulasan tentang berita terbaru yang ada
- Pertanyaan langsung
- Skala Sikap
Pedoman Penskoran Skala Sikap
dalam melakuka penilaian skala sikap, kita tidak bisa menilai seperti tes objektik, sikap mempunyai cakupan yang luas, diperlukan berbagai dimensi yang menjadi indikator, sehingga memudahkan kita dalam menilai siswa.
Deskripsi Penetapan Skor Sikap
untuk mengetahui berbagai instrumen penilaian sikap, ada indikator-indikator yang harus diperhatikan dalam menilainya, silahkan download indikator instrumen penilaian sikap di sini, sumber otoseven.wordpress.com dengan tabel Depdiknas.
Tabel Daftar Penilaian Sikap
berikut ini contoh daftar penilaian sikap anak, ada 10 indikator, bisa dikembangkan tergantung kebutuhan dalam mengamati sikap dan tingkah laku anak didik.
dengan teknik penilaiannya :
Sumber buku : Sigit Pramono, Panduan Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar. Diva Press: Jogjakarta, 2014. hlm. 131-148
No comments:
Post a Comment